Senin, 16 Maret 2015

SITUS NGLORAM

Di desa ini terdapat situs yang oleh penduduk setempat disebut sebagai punden
Nglinggo dan Punden Ngloram. Situs ini berukuran sekitar 100x100m yang berada pada
lahan kosong yang terletak di pinggiran pemukiman penduduk dan areal persawahan.
Situs ini terdapat tumpukan batu yang berundak, digundukan teratas terdapat makam
yang tidak diketahui namanya. Penduduk setempat meyebutnya dengan Punden
Nglinggo. Di bawahnya terdapat tumpukan bata yang membatasi punden tersebut dengan
bidang kosong. Di sebelah kiri agak ke bawah terdapat gundukan bata yang disebut
dengan Punden Ngloram.

Sebuah prasasti menyebutkan bahwa situs ini disebut juga Situs Wura-Wari yang
berkaitan dengan Haji Wura-Wari. Ia adalah penguasa bawahan yang pada tahun 1017
menyerang Kerajaan Mataram Hindu. Saat itu Kerajaan Mataram Hindu berpusat di
daerah yang sekarang dikenal dengan Maospati, Magetan, Jawa Timur. Serangan
dilakukan ketika pesta pernikahan putri Darmawangsa Teguh dengan Airlangga yang juga
keponakan raja sedang dilangsungkan.

Membalas dendam atas kematian istri, mertua, dan kerabatnya, Airlangga yang lolos dari
penyerangan dan tinggal di Wanagiri (di daerah perbatasan Jombang-Lamongan),
akhirnya balik menghancurkan Haji Wura-wari. Namun sebelumnya Haji Wura-wari
terlebih dahulu menyerang Airlangga sehingga dia terpaksa mengungsi dan keluar dari
Keratonnya di Watan Mas (sekarang Kecamatan Ngoro, Kab. Pasuruan, Jawa Timur).
Serangan balik Airlangga, yang ketika itu sudah dinobatkan sebagai menggantikan
Darmawangsa Teguh, ditulis dalam Prasasti Pucangan (abad XI).
Serangan itu pula yang memperkuat dugaan batu bata kuno berlumut yang banyak
ditemukan di sini. Batu bata kuno berukuran 20 x 30cm dengan tebal sekitar 4 cm,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar