Gua Kidang merupakan satu-satunya gua hunian di kawasan karst Blora dengan indikasi
hunian berupa temuan artefak di permukaan tanah dan melalui pengkaisan.
Temuan artefak cangkang kerang dari Gua Kidang meliputi beberapa jenis antara lain:
calon alat, serut, lancipan, serut – lancipan, dan manik-manik. Adapun temuan artefak
tulang meliputi jenis lancipan, sudip, spatula, pengasah, dan perhiasan. Kedua jenis
artefak cangkang kerang dan tulang ini beberapa tampak terbakar. Di antara temuan
artefak cangkang kerang yang menarik (Nurani dan Hascaryo, 2009) adalah serut
bergerigi. Pengerjaan serut bergerigi ini tampak jelas dikerjakan dengan aspek teknologi
yang “tinggi”. Alat ini seperti gergaji, yaitu dengan pengerjaan intensif pada lateral kiri
dengan membuat retus bergerigi mikro sepanjang bagian lateral sampai bagian bawah.
Sementara itu lateral kanan dikerjakan dengan pangkasan makro berbentuk cekung
dengan jejak pemakaian cukup intensif juga. Dengan demikian alat ini tampaknya
berfungsi ganda yaitu sebagai gergaji dan serut.
Temuan lainnya yang menarik adalah temuan yang menunjukkan alat berfungsi ganda
bukan sebagai manik-manik (perhiasan) saja, tetapi juga berfungsi sebagai alat. Ukuran
alat 4,9 x 2,8 x 0,5 cm. Manik-manik ditandai dengan membuat lubang berdiameter 1,2
cm pada bagian tengah cangkang. Sementara itu pada bagian bawah dikerjakan dengan
teknik pengerjaan retus untuk membentuk tajaman runcing secara mikro seperti gergaji
dengan ukuran lebih lebar dari pada gergaji sebagaimana specimen serut gergaji di atas.
Temuan artefak tulang yang menarik adalah alat pengasah yang dibuat dari tulang
panjang bovidae. Ukuran alat 7,7 x 3,9 x 2,2 cm. Teknik pengerjaan dilakukan dengan
cara pemangkasan secara longitudinal pada kedua sisi tulang. Sementara itu bukti kalau
alat ini merupakan alat pengasah adalah pada bagian atas tulang yaitu terdapat lekukan
melebar. Kemungkinan pengasahan dilakukan dengan cara memegang tangkai tulang
dan alat yang hendak diasah diletakkan di bagian lekukan tersebut. Alat yang diasah
diduga adalah alat kerang.
Temuan berbagai artefak cangkang kerang dan tulang Gua Kidang ini menunjukkan
adanya perbedaan temuan artefak cangkang kerang dan tulang dari gua-gua lainnya di
Jawa baik dari segi teknologi maupun tipe alat. Selama ini artefak cangkang kerang
temuan dari berbagai gua-gua di Jawa umumnya berupa serut tipe bulan sabit yang teknik
pengerjaannya dengan pangkasan-pangkasan sederhana dan pangkasan sekunder
berupa retus-retus untuk mempertajam alat. Adapun alat tulang temuan Gua Kidang
secara keseluruhan belum dianalisis, namun salah satu temuan yang menunjukkan
perbedaan dengan temuan alat tulang gua-gua di Jawa adalah alat pengasah. Temuan
serupa berupa alat pengasah juga pernah ditemukan di Gua Pawon, Dander, Bojonegoro.
Alat pengasah dari Gua Pawon tersebut dibuat dari rahang gigi Bovidae.
Berdasarkan berbagai temuan artefak cangkang kerang dan tulang Gua Kidang yang
berbeda dengan temuan artefak cangkang kerang dan tulang gua-gua di Jawa, tampak
jelas gua ini memiliki peranan penting dalam mengungkap jejak budaya gua terutama di
Jawa. Hal tersebut tampak jelas dengan variasi tipologis jenis alat dengan teknologi yang
lebih rumit dibandingkan artefak temuan pada gua-gua di Jawa lainnya.
Selain itu juga ditemukan rangka Homo sapiens penghuni gua Kidang berupa rangka
bagian bawah (kaki) memperjelas bahwa penghuni gua Kidang telah mengenal ritual
memperlakukan mayat. Sistem penguburan yang telah diketahui berdasarkan temuan
rangka ini adalah susunan bongkahan batu gamping berorientasi baratlaut – tenggara,
penaburan remis-remis cangkang kerang dan remukan batugamping merah, serta
beberapa penyertaan fragmen vertebrata seperti spesies cervidae, macaca, dan suidea di
sekitar rangka. Temuan rangka dari kotak T6S1 adalah rangka seorang remaja berumur
antara 14 – 19 tahun dengan tinggi tubuh antara 160-170 cm. Untuk jenis kelamin belum
dapat diketahui mengingat temuan pinggul belum sepenuhnya tersingkap,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar